Jumat, 26 Maret 2010

Edelweiss

Banyak orang yang mengagumi bunga pegunungan ini. Dia tumbuh di daerah ketinggian berhawa sejuk. Untuk sekarang ini, di daerah gunung-gunung yang dibuka pendakian untuk umum, pengambilan atau memetik Edelweiss adalah sebuah pelanggaran. Dan kalau pada saat razia ketahuan oleh penjaga hutan, maka para pendaki akan diberikan sanksi seperti pelarangan pendakian dalam jangka waktu tertentu. Nama mereka akan masuk blacklist di seluruh tempat pendakian.

Menurutku Edelweiss hanya bunga biasa saja. Tidak berbau harum layaknya bunga yang lain, warnanya tidak menarik, dan bentuknya kecil-kecil. Namun keistimewaannya adalah dia memiliki nama yang indah, daerah tumbuhnya yang unik di daerah pegunungan, untuk mengambilnya saja harus penuh perjuangan dengan mendaki, selain itu Edelweiss merupakan bunga abadi alias tak kan pernah layu.

Saya pernah memilikinya, sampai saat ini bisa dibilang saya masih menyimpannya. Tapi tidak dengan baik seperti saat dulu saya masih bersamanya. Bunganya saya letakkan sembarangan saja akibatnya banyak dari kelopaknya yang rontok. Saya tidak mau meyakini perbuatan saya itu karena saya sudah tidak bersamanya lagi. Rasanya ingin dibuang saja bunga itu, namun disatu sisi rasa sayang saya mencegahnya walau saya masih juga membiarkan bunga itu rusak.

Bunga itu dipetik waktu dia melakukan pendakian ke Gunung Ceremai di Jawa Barat. Dia memberikan sebuket Edelweis ketika saya baru kembali dari Jakarta. Bukan sesuatu yang romantis, tapi cerita dia yang membuat saya sayang membuangnya. Dia harus menyembunyikan Edelweiss itu di tempat minum yang lusuh ketika ada pemeriksaan di Pos Penjagaan.

Bukankah hal yang menyebabkan saya tidak membuangnya karena history yang terkandung didalamnya?? Selain itu mungkin saya tidak akan pernah mendapatkan Edelweiss lagi dari siapapun. Makanya saya masih menyimpannya. Sesuatu yang memiliki arti ‘abadi’ apakah berpengaruh juga dengan perasaan saya?? Saya harap tidak, karena saya terus berdoa agar saya bisa melupakan apa yang telah terjadi. Menyimpan sesuatu barang pemberiannya bukan berarti masih memiliki ‘rasa’ bukan?? Ini hanya sebagai symbol rasa memiliki yang kuat, dan suatu saat saya yakin bisa melepaskan semuanya.

Note : ketika rasa itu kembali menyeruak diantara serpihan-serpihan kenangan. (26 Maret 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar